|
pic: tangled from pinterest |
Kehadirannya yang membuatku sedikit demi sedikit berubah. Aku adalah tipe wanita yang menyimpan perasaan namun mudah ditebak. Sedari dulu, aku menutup segala celah apapun yang membuatku tergoda memiliki pasangan sebelum menikah, istilahnya pacar ..hehe..
Teman-teman di sekelilingku juga merasa khawatir, apakah aku adalah perempuan normal? Atau pernahkah aku menyukai seseorang? Ah, ini pertanyaan lumrah bagi seseorang yang memilih sendiri sampai waktu yang tak diketahui kapan. Setidaknya sampai menerima lamaran dari orang yang dianggap tepat. Isilahnya jomblo until halal , yes.
Mengenai pertanyaan itu, tentu aku jawab dengan tenang. Ya, aku gadis normal yang pernah suka seorang pria, patah hati diam-diam, dan tentu suka itu hanya sebagai tepukan sebelah tangan yang seiring waktu hilang dalam hati dan menjadi kenangan dalam memori.
Pernah merasa kesepian? Mm... saya memiliki (alhamdulillah) banyak teman, adik-adik yang jahil, juga Bapak dan Ibu tempat curhat. Dan sepertinya saya tipe orang yang bisa jadi introvert di satu waktu dan ekstrovert di tempat lain. wkwkwk... Saya kadang egois dengan waktu sendiri. Maksudnya lebih sering mengerjakan sesuatu dengan baik jika sendiri, nulis diary di pojokan kamar, kadang sibuk dengan drama dan anime yang saya tonton sendiri. Lalu, di organisasi, saya aktif di organisasi kepenulisan, meski tak memiliki bakat khusus, entah kenapa saya lebih senang menyendiri dan menulis. Pada saat sekolah menengah saya rajin menulis cerpen dan memasukkannnya di mading sekolah. Kini juga aktif di sosial media (aktif baca kabar orang ding :P ). Meskipun kadang jenuh dengan saya yang lupa waktu karena scroll sana sini -_-
Setelah berkecimpung di kegiatan yang kadang unfaedah, saya paling merindukan yang namanya tarbiyah. Alhamdulillah, dari sinilah saya mendapat prinsip saya itu. Yang awalnya masih memikirkan lelaki ala-ala pangeran disney bergeser mengingat hapalan Al Qur'an saya yang terbata-bata atau amalan harian yang masih bolong-bolong. Yang awalnya mengeluh sana-sini , belajar buat syukur tapi teteup keluhannya ditulis dalam diary. wkwkw... Itulah healing paling sempurna. Nulis pake tangan sendiri.. :D
Back to him. Dia adalah lelaki yang kini menjadi pasanganku ( insya allah until jannah), ayah dari anak-anak kami. Suatu keajaiban dan pengaturan terbaik dari Allah tentang bagaimana cara mempertemukan kami. Dua orang yang beda (banget) dan dalam waktu singkat menjadi kekasih.
Dia berusaha membimbing dan memberitahu juga mengingatkanku pada hal yang tidak perlu dikerjakan. Berupaya menafkahi dengan sebaik-baiknya dan menyayangi dengan cara yang ia bisa. Bisa dibilang dia tipe yang banyak mengerjakan atau membuktikan dari pada bicara panjang lebar. Kalau aku? Hihihi...
Bersama dengannya sekarang banyak sekali hal yang harus ditata ulang. Dalam hal ini mulai dari kebiasaan di masa lalu ketika masih sendiri, pengaturan keuangan, makanan yang ada dalam kulkas, tempat tinggal yang harus dirawat dan sebagainya. Apalagi, alhamdulillah sekarang seorang anak lelaki, dititipkan pada kami untuk dijaga dalam kasih sayang. Aku masih dalam perubahanku menjadi lebih baik, dan semoga semakin baik.