Waktu yang misteri dibalik kekuasaan yang Maha Mengatur
Menderetkan tiap kejadian atas manusia
Menentukan arah langkah
Akankah menghadapi atau malah menikung ke arah lain
Tak ada pertemuan jika tak digariskan
Sejatinya hidup kita telah teratur demikian
Pun perpisahan yang tak diminta
Meski bergolak tak setuju
Ianya takkan menyatu, bilamana tak sejalan takdir
Ujung dari ikhtiar adalah do'a
Terkabul tidaknya itu urusan yang Maha Mengatur
Aku, kau, kita , tak lain adalah penghuni sementara hidup ini
Apa yang kita punya?
Bahkan ruh ini saja sudah beruntung masih terikat dengan tubuh
Terima kasih senantiasa mengingatkan
Kadang kala aku pun luput akan persiapan
Kau tahu?
Ia adalah jodoh yang datang tak disangka, kematian
Penyambung pertemuan dengan yang Maha Mengatur, jikalau ridho-Nya telah diterima
Sabtu, 29 November 2014
Minggu, 23 November 2014
Hei, Ini Hujan
Hujan, seperti laiknya waktu-waktu, ia menyimpan kesan di tiap individu
Pengibaratan akan ia pun berbeda dari tiap sudut pandang
Bilamana berbahagia, kali itu mungkin ada memori tak terlupa
Bisa jadi saat kau mengenang yang terkasih,
Atau mungkin saat pisang goreng berdampingan dengan teh buatan Mama
Ah, melengkapi suasana tentunya
Di situ pun letaknya do'a ijabah
Hei, katanya gantungkan saja salam rindu itu di langit ,
Biar subur diguyur hujan sebelum menapak tanah.
Atau sampaikan lewat do'a, semoga membawamu makin dekat kepada-Nya
Tak patut diungkap-ungkap
Diungkit-ungkit , atau dingat-ingat, belum saatnya
Kau tahu ? Semua ada waktunya
Sebagaimana langit ditutup awan berpadu hujan dan matahari malu-malu bersinar dari kejauhan
Semua ada waktunya
Pun jika keduanya ingin beriringan membingkai pelangi se-ia sekata
Indah bukan ? ^_^
Maros, 23 November 2014
Sekedar Celoteh : Ah, kalian ^_^
Assalamu'alaikum...
Salam ini yang mengawali perkenalan kita beberapa tahun lalu gadis-gadis
Pada fakultas yang menjadi tempat menimba ilmu dan dalam kelas-kelas yang berderet dan kita masuki satu-satu sesuai jadwal
Ah, mengenang itu, tahukan sebesar apa rinduku
Meski kadang kala ada keluh yang kita utarakan karena hal yang dianggap tak seiya dengan keinginan kita
Namanya juga manusia , atau hanya aku saja yang merasa
Selalu saja wanti-wanti agar bersyukur karena bisa menempuh pendidikan sejauh ini, datang dari salah satu di antara kita.
Momen di masjid terapung Makassar, abis tu foto lagi kite.. ~_~ |
Penjurusan minat membuatku lebih mendalami sastra bersama si mbak penyatu keluarga ( hehehe .. si peace maker, mbak Iphe )
Habis proposal >_< |
Lalu, linguistik (bahasa) menjadi pilihan dari kalian, yang bisa saya bilang, top dah kalau masalah pendalaman bahasa asing yang sama kita minati.
Kangen ( karena kata ini lebih spesifik ke kalian ...*ulala.. gombal ) dengan diskusi dengan kalian, mengerjakan tugas yang kadang saya harus menyulitkan si ibu yang kita anggap lebih dewasa dalam pendalaman grammar *jiiaah, saya paham perasaanmu, Wi, saranghae chingu ya~.
Selepas kaligrafi di kelas bahasa Korea , kangen momen ini ~_~ |
Obrolan modis seputar wanita, kita konsultasikan dengan si mbak Fany. Masalah hati, hohoho, jangan salah, pemberi nasehat sejati ^_^V
Hihihi... zaman Maba .. tetep aja nih mbak berdua yang paling kece ... ^_^ |
Si mbak Yanti, yang always smile anywhere, dan kadang kala dia ke somewhere.. (hehehe..peace ^^V ). Oya, kapan kita pake yukata lagi .... >_<
Yanti, Me , and yukata, saya kirim salam kalau sudah ada di Jepang ya mbak ^_~ |
Jangan lupa dengan si penceria suasana , dan teman klop saya kalau soal drama *Imuuut.... Kyu Hyun apa kabar ? >_<.
Satu gaya, huwaaa.. Imut kangen binggo ~_~ |
Adalagi, mbak kalem dan pengingat, "yuk, tarbiyah", Mey *Ukh, semoga kelak saya bisa ke Banggai, memenuhi undangan itu mungkin... hihihi.
Habis berjuang sama-sama , kangen dinasehati ukhti yang satu ini , kabari kalau bang Borno udah ada ya.. ^_^ |
Eh, juga cik gu kita tercinta, Syarah, yang tak nampak pun belakangan ni tersebab sibuk ~_~
Makin tahun makin berkurang aja, hari ini hanya bertiga bareng ibu penyatu suasana dan si mbak modis kite |
Meski makin sedikit saja yang sempat bersua tiap tahun, jangan lupa kirim kabar kalau kalian akan menempuh jenjang baru, ehem.. menikah misalnya.. ^_^
Jadi, kalau bertemu lagi, bawa keluarga masing-masing * hihihi.... ;)
Cerita-cerita hari ini, kita bawa pulang dulu, semoga Allah masih memberi kesempatan mengumpulkan kita dalam paket lengkap ^_^ *aamiin
Bersyukurlah aku dengan kehadiran kalian, setidaknya membuat saya semakin sadar kalau saya jelas makhluk sosial yang tak ingin sendiri. Meski tanggung jawab untuk hari kemarin, hari ini dan seterusnya adalah milik masing-masing, tetapi do'a-do'a itu bolehlah kita bagi-bagikan. Tetap berbahagia dan berbagi kabar, juga jalinan ini, semoga terjaga dan diridhoi Allah.
Oh, ya, mbak modis hari ini selamat menua, *hihihi..peace, semoga berkah tercurah untukmu, dan semoga segera bertemu pendamping setia. Aamiin.. ^_^
Menuliskan ini sebelum aku tertidur, mengingat-ingat kenangan dan keajaiban ketika kita dikumpulkan ... hahaha.. rada berlebihan aku. Ingin tahu bagaimana sih kalian melihatku dari awal bertemu hingga kini, saat kita punya jalan hidup yang beda- beda.
Hei... daisuki dayo~
Hei... daisuki dayo~
Sayang kalian *big hug ukhti ^_~
Maros, 22 November 2014
Rabu, 12 November 2014
Bapakku
Katanya hari ini adalah hari spesial untukmu. Orang-orang di belahan dunia sedang mengagendakan hari spesial dengan Ayahnya hari ini. Tapi, bagiku, setiap hari adalah hari spesial untuk Bapak. Jika panggilan Ayah itu keren bagi orang lain, bagiku Bapak adalah panggilan keren khusus dariku sejak aku belum mampu mengeja.
Pak, saya berterima kasih,
Untuk penerimaan tulus atas putrimu yang banyak kurangnya ini
Pak, saya berterima kasih,
Untuk kasih dan sayang yang tak terhingga
Pak, saya berterima kasih
Untuk kecemasan yang kadang membuatmu harus menunggu depan rumah
Putrimu ini cukup bandel, sibuk dengan dunianya , lalu membuatmu pusing ketika pulang telat dengan berbagai alasan
Bapak, kini aku juga merasakan kesulitanmu kala bekerja
Ya, pekerjaan kantoran yang dalam imajinasiku cukup mengesankan, ternyata sulit juga
Tetapi, pesanmu padaku, bersabar adalah kunci menjalani kehidupan ini
Tak ada yang instan, semua harus diperjuangkan
Pak, tak mampu aku melukiskan rasa terima kasihku
Pun untuk Mama, hanya Allah Yang Maha Mengetahui yang mampu membalas segalanya
Kebahagiaan untukmu Bapak pun Mama, semoga keberkahan melimpah kepada keluarga ini, sehingga kelak Jannah adalah tempat kita berkumpul lagi
Rumah, 12 November 2014
Selasa, 11 November 2014
Sekedar Celoteh : Kunjungan kalian
Bilamana aku kaitkan satu dengan yang lain
Aku menemukan kata penghubung silaturahmi di sana
Menghabiskan waktu sore di beranda rumah
Seraya kemudian bercerita tentang kisah yang tak usai
Teh suguhan orang rumah mengisi dialog antara aku dan kalian
Kue cokelat buatanku, apakah rasanya enak kawan?
Maafkan jika masih tak laik di lidah kalian
Maklum aku baru belajar
Senyum, air mata dan kata-kata pembangkit semangat
Terima kasih telah kau bagikan padaku
Sore itu di beranda rumah
Dengan teh yang disandingkan dengan pisang goreng buatan Mama
Rasanya lebih enak rupanya
Aih, aku simpan saja kue cokelat buatanku
Kelak akan aku buat lebih apik dan enak
Rasanya lucu membicarakan perihal hidup kita ke depan
Antara kita telah ada yang menanam bunga bahagia di kepala
Antara kita telah ada yang bijak menata diri dan bagai seorang Bunda bagi yang lain
Pun antara kita telah ada yang belajar sebelum hidupnya digenapkan seorang lelaki
Aih, cerita-cerita ini bahkan tak habis kita pangkas hingga pukul tiga pagi
Tak ada yang mengetahui ajal, hidup dan jodoh pertemuan kita selepas kini
Setidaknya berbagi bahagia, sedih dan beban berat pundakmu bisa kita lakukan hari ini
Pun berbagi makanan dalam piring yang sama beserta lauk sederhana
Tak apa setidaknya ini buatan tangan kita masing-masing
Dengan rasa yang campur aduk
Lalu, perpisahan , ah, kalian tahu aku sulit pisah
Namun , tentu aku harus mengalahkan kerakusan akan waktu kalian bersamaku
Hei, kini hujan mengiringi kepulangan kalian di tempat masing-masing sore ini
Berhati-hatilah, pun jika tertakdir kita akan berjumpa aku takkan sungkan mendengar cerita baru kalian untukku
*Persahabatan didasari cinta Allah, moga tak lekang dan hanya menjadi sekedar kata. Terima kasih doa kalian, pun doaku yang terbaik untuk kalian. Sampai bertemu lagi, Sobat ^_^
Kunjungan Sahabat ... Ya ,.. itu kamu.. ya.. kamu juga,..eh..eh.. kamu juga .. ( 8 - 9 November 2014)
Rumah , 11 November 2014
Aku menemukan kata penghubung silaturahmi di sana
Menghabiskan waktu sore di beranda rumah
Seraya kemudian bercerita tentang kisah yang tak usai
Teh suguhan orang rumah mengisi dialog antara aku dan kalian
Kue cokelat buatanku, apakah rasanya enak kawan?
Maafkan jika masih tak laik di lidah kalian
Maklum aku baru belajar
Senyum, air mata dan kata-kata pembangkit semangat
Terima kasih telah kau bagikan padaku
Sore itu di beranda rumah
Dengan teh yang disandingkan dengan pisang goreng buatan Mama
Rasanya lebih enak rupanya
Aih, aku simpan saja kue cokelat buatanku
Kelak akan aku buat lebih apik dan enak
Rasanya lucu membicarakan perihal hidup kita ke depan
Antara kita telah ada yang menanam bunga bahagia di kepala
Antara kita telah ada yang bijak menata diri dan bagai seorang Bunda bagi yang lain
Pun antara kita telah ada yang belajar sebelum hidupnya digenapkan seorang lelaki
Aih, cerita-cerita ini bahkan tak habis kita pangkas hingga pukul tiga pagi
Tak ada yang mengetahui ajal, hidup dan jodoh pertemuan kita selepas kini
Setidaknya berbagi bahagia, sedih dan beban berat pundakmu bisa kita lakukan hari ini
Pun berbagi makanan dalam piring yang sama beserta lauk sederhana
Tak apa setidaknya ini buatan tangan kita masing-masing
Dengan rasa yang campur aduk
Lalu, perpisahan , ah, kalian tahu aku sulit pisah
Namun , tentu aku harus mengalahkan kerakusan akan waktu kalian bersamaku
Hei, kini hujan mengiringi kepulangan kalian di tempat masing-masing sore ini
Berhati-hatilah, pun jika tertakdir kita akan berjumpa aku takkan sungkan mendengar cerita baru kalian untukku
*Persahabatan didasari cinta Allah, moga tak lekang dan hanya menjadi sekedar kata. Terima kasih doa kalian, pun doaku yang terbaik untuk kalian. Sampai bertemu lagi, Sobat ^_^
Kunjungan Sahabat ... Ya ,.. itu kamu.. ya.. kamu juga,..eh..eh.. kamu juga .. ( 8 - 9 November 2014)
Rumah , 11 November 2014
Sekedar Celoteh : Kepayahan
Terkadang kepayahan membuat berpikir ulang.
"Haruskah hal ini kau lakukan?" Sejenak kalimat itulah yang muncul di pikiran
Mendendangkan asaku lewat melodi yang aku tuangkan sekena hati
Mendengar riuh kata orang tentangmu yang bisa jadi tetap misteri
Ah, itu pikiran yang berputar-putar di kepalaku
Tak tega, pun aku berpikir demikian
Usaha dan do'a menjadi pelipur lelah yang kau tempa hari ini
Jejakmu kian jelas, menyelisihi keraguan yang samar menghampiri
Kataku yang tak jelas
Mataku yang tak dapat menangkap sosok
Semoga lelahmu terbayar
Berganti bahagia yang kau cari dan perjuangkan
Apakah bisa jadi itu denganku ?
*berpikir aneh diujung hari kali ini -_-
"Haruskah hal ini kau lakukan?" Sejenak kalimat itulah yang muncul di pikiran
Mendendangkan asaku lewat melodi yang aku tuangkan sekena hati
Mendengar riuh kata orang tentangmu yang bisa jadi tetap misteri
Ah, itu pikiran yang berputar-putar di kepalaku
Tak tega, pun aku berpikir demikian
Usaha dan do'a menjadi pelipur lelah yang kau tempa hari ini
Jejakmu kian jelas, menyelisihi keraguan yang samar menghampiri
Kataku yang tak jelas
Mataku yang tak dapat menangkap sosok
Semoga lelahmu terbayar
Berganti bahagia yang kau cari dan perjuangkan
Apakah bisa jadi itu denganku ?
*berpikir aneh diujung hari kali ini -_-
Kamis, 06 November 2014
Sekedar Celoteh : Dekat
Kau
tahu? Sebagai anak perempuan yang disuguhi kisah Cinderella semasa kanak,
dimasa mendewasa sebagai seorang gadis, aku ingin mendapatkan pangeran setia
yang menerima keadaanku. Memahami, kalau saja hidup tak selamanya berbahagia
namun saling membahagiakan.
Kau
tahu? Sebagai anak perempuan yang hidup dengan aturan ketat dari orang tua,
kelak ketika mendewasa sebagai seorang gadis, aku ingin menemukan pria yang
akan membawaku mengenal hal diluaran. Bersamanya, orangtuaku takkan khawatir
berlebihan. Bersamanya, aku takkan tertipu arah jalan yang ditunjukkan orang
lain. Bersamanya, aku takkan kehilangan, ia menggenggam jemariku erat,
membuatku merasa aman dan terjaga. Ia mampu membuatku percaya, cinta tak
sekedar manis terucap di lidah tetapi sebuah tindakan dan perencanaan serius
dengan mengharap ridho-Nya.
Kau
tahu ? Sebagai anak perempuan, aku bukanlah berasal dari garis keturunan
bangsawan. Tetapi tahukah kau? Keluarga, adalah kekayaan yang tak ada tandingan.
Kau akan tahu rasanya jika kelak ada perpisahan. Bayangan mereka menunggumu di
kediaman , gonta-ganti dalam pikiran.
Kau
tahu ? sebagai seorang anak sulung perempuan, Ayah adalah orang yang
menanggungku, Ibu adalah orang yang mendidikku, saudara-saudariku adalah
penyemangatku, aku memiliki tanggung jawab sebagai anak yang berbakti dan
membanggakan, juga sebagai saudari yang menjadi contoh dan panutan adik-adik
kesayangan.
Kau
tahu ? Aku. Seorang anak perempuan sulung di keluargaku, seorang gadis dalam
alur mendewasa, orang biasa dalam ranah hidupnya, berusaha memaknai kau.
Kau,
dalam rerintik hujan yang membasahi tempatku berdiri. Kau, yang asing, namun
sedia berbagi sedikit cerita dalam duniamu, kadang pula diam kau jadikan alasan
untuk sesuatu yang mesti aku pahami sendiri. Kau, yang membuatku iri dengan
kepandaian mengolah rasa dan logika. Kau, takkan cukup aku memaknaimu, selama
jarak itu masih belum terukur dengan kata dekat. Namun, dekat itu sebenarnya
terjalin lewat do’a-do’a yang terhatur tulus.
Senin, 03 November 2014
Sekedar Celoteh : Percaya
Percaya akan menjagamu dalam jarak yang tak dapat aku lampaui
Percaya akan membuatmu kuat dalam perjuangan
Percaya akan tetap merekatkan hubungan meski tak dapat saling menyapa
Percaya, kini aku letakkan ia pada sabar dalam waktu-waktu
Waktu dimana tak ada kata dekat, berhadapan, maupun sapa
Sejak itu, percaya, telah aku sandangkan padamu meski jarak kian bertambah
Percaya, kata kunci saat penyatuan itu terjadi
Percaya, saat masa nanti akhirat kita dikumpulkan lagi.
Percaya akan membuatmu kuat dalam perjuangan
Percaya akan tetap merekatkan hubungan meski tak dapat saling menyapa
Percaya, kini aku letakkan ia pada sabar dalam waktu-waktu
Waktu dimana tak ada kata dekat, berhadapan, maupun sapa
Sejak itu, percaya, telah aku sandangkan padamu meski jarak kian bertambah
Percaya, kata kunci saat penyatuan itu terjadi
Percaya, saat masa nanti akhirat kita dikumpulkan lagi.
Seorang teman menceritakan kembali kata-kata yang didapatkannya lewat buku yang pernah ia baca. Ia menyampaikannya padaku seperti ini : Menikah, seperti bentuk penghambaanmu pada suami, untuk itu tempatkanlah kehormatanmu pada ia yang tepat engkau berikan.
Ya, menurutku jelas, kedua insan yang disatukan adalah orang asing yang dipertemukan dengan takdir Allah. Mereka saling mengenal juga saling melengkapi. Istri yang bersedia mengurus keluarga, juga Suami yang sedia mencari nafkah.
Ada pula yang mengatakan, pertengkaran yang membuat kalian meyatu kembali adalah lebih baik ketimbang diam yang kemudian memisahkan. Kemarahan bisa jadi tanda sayang, bentuk perhatian, pun juga cemburu yang dimaknai sebagai tanda cinta *ciee...
Lalu, kemudian ada lagi, percaya, di saat ada banyak keraguan dan rasa was-was. Untuk pelengkap terbaik, tiada yang lain selain do'a. Tidak ada satupun hal yang terjadi selain dari kehendak Sang Maha Pengasih.
*suasana senja plus langit mendung dan angin sepoi-sepoi mengiringi tulisan ini.. hihihi... lalu kemudian mengalun ~ Teman Hidup oleh Tulus ~ ^_^
Rumah, 3 November 2014
Hi November !
Bulan baru dan serangkaian mimpi yang aku miliki
Mungkin agak suram ya, tetapi awal bulan kali ini, satu mimpi yang aku usahakan terwujud mandeg di tengah jalan. Mungkin bukan tengah jalan lagi, tapi udah di penghujung jalan. Hehehe..
Seperti apa yang Bapak dan Ibu utarakan " Jika memang jodoh dengan pekerjaan itu, insya Allah akan dapat juga kok"
Seperti biasa saya hanya senyum-senyum, dan komat-kamit (berdo'a dan mengamini berkali-kali). Bahkan untuk urusan kerja pun, nyelip kata jodoh di dalamnya ... *istilah sekarang ngenanya tuh di sini (nunjuk hati)
Hidup memang tidak ada yang bisa menduga. Seperti juga hati manusia. Jadi jalani saja dengan usaha dan do'a, mengharap ridho Allah. Mengharapkan yang tidak "ngeh" dengan perasaanmu mulai paham. Pekerjaan yang kamu idamkan bisa dekat-dekat dengan pencapaianmu. Lalu, catatan impian dalam buku diary bergembok milikmu bisa tercapai satu-satu *eh... apa ada yang masih punya? hehehe
Katanya hidup jangan serius terus, yang jelas tetap di jalan yang lurus. Istiqomah mengembangkan diri di jalan yang Allah ridhoi. Memperbaiki diri untuk menjadi insan berbudi, bisa diandalkan keluarga, pasangan, orang-orang sekitaran kita, kalau perlu seluruh dunia *tsaa
November, dengan segala kebaikan-kebaikan yang ditawarkannya, juga kesempatan-kesempatan yang ada dihadapan, Yosh ! Ganbatte kudasai ~ ^_^9
Rumah
Pernahkah kau membayangkan
rumah tempatmu melabuhkan asa dan menghabiskan waktu tua?
Ia tak tampak sebagaimana
adanya, namun kau sudah merangkai bagaimana tampilannya
Seseorang telah bersedia
menjadi rumahmu dan bersiap menerima apapun dirimu
Berbahagialah karena tak
semua rumah dapat kau ketuk dan penghuninya mengizinkan kau masuk
Pun, tak semua bisa disinggahi oleh insan yang kau menaruh hati,
jadi bersabarlah
Kelak akan ada yang bersedia datang mengetuk, menerima, dan saling mendamaikan juga menentramkan
Langganan:
Postingan (Atom)
Amanah yang Kedua
Lama tak menjumpaimu blog. Belakangan aku sibuk dengan tugas utamaku sebagai ibu dua anak. Tugasku kini bertambah, seiring dengan umurk...
-
Lama tak menjumpaimu blog. Belakangan aku sibuk dengan tugas utamaku sebagai ibu dua anak. Tugasku kini bertambah, seiring dengan umurk...
-
Desember tahun ini, jauh beda dengan Desember tahun lalu. Hal yang paling menonjol adalah, keberadaanmu dalam kehidupanku kini. Aih, kembal...
-
Menikah di usia 23 tahun, mungkin bisa dikategorikan menikah muda. Meskipun belum lapang dalam finansial tetapi keinginan untuk melindungi ...